Teori Belajar Behavioristik

"Belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalamandan latihan.
" Dengan belajar kita dapat menguasai berbagai keterampilan, sikap, dan kompetensi- kompetensi tertentu.


Teori belajar behavioristik merupakan sebuah teori yang dicetuskan oleh Gagne dan Berliner.
Teori ini lahir sebagai upaya penyempurnaan terhadap prespektif tentang bagaimana cara manusia belajar. Menurut teori belajar behavioristik, "belajar merupakan perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman".
Perubahan perilaku ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Teori ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil dari belajar. Hasil belajar diperoleh dari proses penguatan atas respons yang muncul terhadap stimulus yang bervariasi.
Teori behaviorisme dari Waston menyatakan bahwa "belajar merupakan proses interaksi stimulus dan respons". Stimulus dan respons tersebut harus dapat diamati. Interaksi stimulus dan respons merupakan suatu pengkondisian yang akan terjadi berulang- ulang untuk mencapai hasil yang cukup kompleks.

Salah satu teori belajar behavioristik adalah teori classical conditioning dari Pavlov. Reaksi system tak terkondisi dalam diri seseorang, reaksi emosional yang dikontrol oleh system urat syaraf otonom dan gerak refleks setelah menerima stimulus dari luar yang menjadi titik dasar pemikiran Pavlov. Menurut Pavlov "penguatan mempunyai peran penting dalam mengkondisikan respon yang diharapkan. Apabila penguatan dihentikan (tidak ada) dan stimulus hanya ditampilkan sendiri, maka respons terkondisi akan menurun bahkan menghilang. Namun, suatu saat respons tersebut dapat muncul kembali". 
Dalam pembentukan tingkah laku tertentu harus berulang- ulang dengan melakukan pengkondisian tertentu. Pengkondisian ini dapat dilakukan dengan melakukan semacam pancingan dengan sesuatu yang dapat membangun tingkah laku tersebut. Dalam pembelajaran kita dapat menerapkan prinsip teori belajar ini pada KBM.

Sementara itu, connectionism dari Thorndike menyatakan bahwa "belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan respons." Stimulus dan respons ini merupakan upaya secara metodologis untuk mengaktifkan siswa secara utuh dan menyeluruh baik pikiran, perilaku dan perasaan.

Menurut Thorndike terdapat tiga hukum belajar yaitu "hukum kesiapan, hukum latihan, dan hukum akibat." Hukum kesiapan menjelaskan bahwa hubungan antara stimulus dan respons akan mudah terbentuk apabila terbentuk kesiapan dalam diri individu. Keberhasilan siswa dalam belajar sangat tergantung dari ada atau tidaknya kesiapan diri siswa tersebut.

Selanjutnya hukum latihan menjelaskan kemungkinan kuat dan lemahnya hubungan stimulus dan respons.


Ketiga teori ini menjadi tonggak sejarah aliran perilkau dalam teori belajar. Beberapa tokoh memodifkasi dan mengembangkan aliran perilaku ini yang sering disebut aliran perilaku baru (neo behaviorism).

Pada dasarnya teori Hull , Skinner dan Guthrie mempunyai landasan yang sama yaitu interaksi antara stimulus dan respons. Namun teori- teori ini berbeda dengan teori- teori sebelumnya (Pavlov, Waston, dan Thorndike) dalam hal identifikasi terhadap factor- factor kusus yang dianggap berpengaruh terhadap belajar. Keberadaan teori ini relative banyak mempengaruhi proses pembelajaran dalam dunia pendidikan saat ini.

SUMBER

Tidak ada komentar:

Posting Komentar